Ketika kita berpikir tentang hutan, kita membayangkan sekelompok pohon, semak dan tumbuhan lain yang hidup berdampingan dengan serangkaian hewan dan serangga di lingkungan alami. Namun karena kenaikan suhu dan berkurangnya curah hujan, semua kehidupan ini hilang, mengubah pemandangan yang indah menjadi a hutan hantu.
Tanaman yang dulu tampak sehat sekarang mulai mati sedikit demi sedikit karena tekanan panas dan kekurangan air bersih.
Hutan hantu selalu ada, tapi dalam beberapa dekade terakhir fenomena ini semakin cepat. Saat es di Kutub mencair akibat pemanasan global, permukaan laut naik dan membahayakan kehidupan berbagai tumbuhan dan hewan yang hidup di sepanjang pantai. Air asin masuk lebih jauh ke pedalaman, membunuh makhluk tanaman yang terbiasa dengan air tawar; Tanpa makanan atau perlindungan, fauna mencari tempat yang lebih baik.
Hal ini, meskipun terjadi di seluruh dunia, sangat mengkhawatirkan Amerika Serikat, di mana ada ratusan ribu hektar dengan pepohonan yang mati karena datangnya air asin, dari Kanada ke Florida.
Dengan demikian, terjadi perubahan ekosistem. Dulu dulu ada hutan, sekarang ada rawa, yang mempengaruhi lingkungan dengan berbagai cara, misalnya: burung migran yang bergantung pada hutan melihat habitatnya berkurang, tetapi ketika air menjadi lebih asin, tempat itu menjadi lebih produktif saat hewan air mulai berdatangan memiliki laut.
Munculnya hutan-hutan ini merupakan bukti nyata bahwa perubahan iklim merupakan fenomena nyata yang harus kita perhatikan untuk mengambil tindakan pencegahan bencana.