KTT Iklim Dunia (COP22) yang diadakan di Marakesh, bertujuan untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata planet sebesar 2 derajat Celcius. Untuk mendapatkan, semua negara yang menandatangani Perjanjian Paris harus memiliki partisipasi aktif sehingga mereka dapat mengikuti pergerakan dan debat internasional, serta memperkaya RUU Perubahan Iklim yang sedang disusun.
Jadi, terlepas dari fakta bahwa Spanyol menandatangani Perjanjian tetapi tidak akan meratifikasinya hingga 2017, Kepulauan Balearic sudah ada di COP 22.
Joan Groizard, direktur umum Energia i Canvi Climàtic (Energi dan Perubahan Iklim), adalah perwakilan dari komunitas Balearic. Pemerintah juga mengatakan bahwa mereka bekerja untuk »menghasilkan sinergi dan terhubung dengan wilayah dan pulau lain untuk berbagi refleksi, perhatian, dan tindakan bersama'.
Pengaruh perubahan iklim di Kepulauan Balearic
Kepulauan Balearic adalah negara kepulauan yang karena letak geografisnya, curah hujan umumnya rendah. Badai yang masuk ke barat laut negara cenderung mencapai pulau-pulau yang sangat lusuh, yang berada di tengah laut yang hampir tertutup sepenuhnya, yaitu di laut yang hanya dialiri oleh air Atlantik yang melewati Selat Gibraltar.
Saat planet menghangat, di pulau-pulau kita melihat bagaimana musim panas semakin lama semakin panjang dan musim gugur hampir menghilang. Untuk ini harus ditambah dengan semakin sedikit hujan, yang merupakan masalah yang sangat serius jika kita memperhitungkan bahwa sebagian besar pendapatan mereka berasal dari pariwisata. Seperti yang dijelaskan ahli meteorologi Agustí Jansà dalam a wawancara untuk surat kabar El Mundo, di Kepulauan Balearic suhu meningkat 2 derajat dalam 40 tahun, dan itu, meskipun kelihatannya kecil, sebenarnya banyak.
Soal kenaikan permukaan laut, itu bisa mendaki antara 30 sentimeter dan satu meter pada akhir abad ini, sehingga pantai akan surut.
Untuk semua alasan ini, COP 22 menjadi sangat penting Inilah saatnya untuk menentukan bagaimana komitmen akan dibuat efektif untuk melawan perubahan iklim.