Sabtu lalu Nepal diguncang gempa berkekuatan 7 skala Richter, meninggalkan lebih dari empat ribu orang tewas di negara itu dan banyak korban di daerah sekitarnya seperti India atau Bangladesh. Sudah 81 tahun hal seperti ini belum pernah dialamiKhususnya sejak tahun 1934 ketika gempa bumi menewaskan 17 ribu orang yang berada di Kathmandu, ibu kota Nepal.
Tapi gempa Nepal, menurut ahli geologi, itu adalah bagian dari »efek domino» yang membentuk benua.
Planet ini dibagi menjadi lempeng tektonik, di tepinya disebut lempeng kesalahan. Yang paling terkenal adalah Sesar San Andrés, yang terletak di Amerika Utara bagian barat, dan yang semakin membelah wilayah Amerika Utara itu. Berkat pergerakan ini, pandangan umum rumah kita berubah, sangat lambat, memisahkan benua atau menciptakan pegunungan. Tetapi guncangan ini bisa berbahaya bagi makhluk hidup, karena menyebabkan gempa bumi atau tsunami, tergantung di mana letak sesar tersebut.
Tujuh abad yang lalu, di lempeng India-Amerika, dua getaran hebat muncul. Gempa di Nepal akhir pekan ini akan menjadi hasil dari stres yang terakumulasi atas kesalahan sejak itu. Laurent Bolinger dari Komisi Energi Atom dan Energi Alternatif Prancis dan timnya beberapa minggu yang lalu mengantisipasi gempa bumi yang sangat kuat akan terjadi tepat di tempat terjadinya.
Kelompok ilmuwan dapat menemukan keberadaan getaran sebelumnya dengan menggali parit di sepanjang patahan yang melintasi Nepal dari barat ke timur. Sampai sekarang, telah menemukan jejak tremor seismik dari tahun 1255, 1344 dan baru-baru ini dari tahun 1934. Karena kemungkinan suatu pola, para ilmuwan menjadi khawatir.
Begitu banyak yang menurut Bollinger gempa bumi baru bisa terjadikarena yang terjadi beberapa hari yang lalu tidak cukup kuat untuk menghancurkan bumi. Dengan demikian, tegangan dapat kembali terbentuk di bawah permukaan.